Search This Blog

Friday, January 28, 2011

Pingsan????

Anda pernah pingsan? Hati-hati. Menurut sebuah studi, seseorang yang pernah mengalami episode pingsan memiliki resiko kematian akibat serangan jantung 1,3 kali lipat dari yang tidak pernah pingsan. Sedangkan apabila riwayat pingsan tersebut benar-benar karena kelainan jantung maka peningkatan risiko kematian dalam satu tahun mendatang meningkat 2 kali lipat! Pingsan didefinisikan sebagai gejala hilangnya kesadaran yang mendadak dan sementara, plus kelemahan otot penyangga tubuh yang kembali normal secara spontan. Vertigo alias pusing tujuh keliling yang menyebabkan jatuh, kepala terasa ringan, perasaan lemah “mau pingsan”, kejang- kejang, semua itu tidak bisa disebut pingsan.

Bahkan setelah dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan penunjang pun, masih ada 34 persen dari pingsan yang digolongkan tak diketahui sebabnya (unknown cause). Mengapa? Karena otak adalah organ yang sangat unik. Otak mengonsumsi oksigen secara terus menerus dan membutuhkan sekitar 3,6 ml oksigen per 100 gram jaringan otak per menit. Dan lagi, otak tidak dapat menyimpan energi.
Akibatnya ia tergantung pada kelancaran dan suplai dari pembuluh darah di otak. Ketika aliran darah di otak terganggu, kesadaran akan hilang dalam waktu 10 detik. Ada beberapa mekanisme yang menyebabkan aliran darah di otak terganggu.
Pertama, gangguan dari organ yang bertugas memompa darah, yakni jantung. Kedua, gangguan pada pipa penyalurnya, yakni pembuluh darah. Tidak seperti pipa PDAM yang tidak elastis, diameter pembuluh darah bisa melebar dan menyempit. Apabila terjadi penurunan tahanan yang mendadak, diameternya bisa melebar seketika.
Akibatnya darah tidak tersalurkan dengan baik ke otak, karena terkumpul di tempat lain. Begitu juga kalau ada sumbatan sementara pada pembuluh darah di otak atau penurunan volume darah tubuh. Semuanya menyebabkan aliran darah ke otak berkurang.
Penyebab
Nah, secara garis besar, penyebab pingsan dibagi menjadi dua. Akibat kelainan jantung (cardiac syncope) dan penyebab bukan kelainan jantung. Pembagian ini sangat penting, karena berhubungan dengan tingkat risiko kematian selanjutnya seperti yang telah disebut di atas.Studi yang sama juga menunjukkan bahwa pada pingsan akibat kelainan jantung, tingkat kematian dalam satu tahun mencapai 18-33 persen. Bandingkan dengan pingsan sebab kelainan bukan jantung yang hanya 0-12 persen. Karena itu, meskipun kelainan jantung hanya mendasari sekitar 20 persen dari keseluruhan kasus pingsan, tetapi sejak awal langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyingkirkan ada tidaknya kelainan jantung yang mendasari.Bagaimana caranya? Dari wawancara yang baik, pemeriksaan fisik dan elektrokardiografi (EKG), bisa diduga kemungkinan kelainan jantung yang mendasari. Riwayat penyakit jantung apapun sebelumnya, pingsan yang terjadi saat aktivitas ekstra berat, atau malah sebaliknya saat santai dalam posisi tidur, diawali dengan berdebar-debar, sering sesak napas sebelumnya, dan riwayat keluarga meninggal mendadak, semuanya menjurus ke penyebab dari jantung.Apalagi bila didapatkan kelainan jantung dari pemeriksaan fisik dan EKG. Ada dua kelainan jantung yang sering menjadi penyebab pingsan.Pertama adanya hambatan pada aliran darah di pompa jantung. Seperti pada pompa air yang katupnya rusak, fungsi pompa jantung pun bisa terganggu dan volume darah yang dihasilkan menurun.Penurunan jumlah darah yang dikeluarkan oleh jantung ini akan menyebabkan penurunan perfusi otak dan memicu pingsan. Hal ini terjadi pada kondisi penyempitan katup- katup jantung, kelainan otot jantung, penumpukan cairan di selaput jantung, tumor dalam jantung, dan lain-lain.
Kedua adalah gangguan irama jantung (aritmia). Bayangkan apabila irama jantung tiba-tiba melambat. Tentu saja terjadi penurunan aliran darah di otak. Begitu pula jika ia memompa terlalu cepat. Pengisian ruang-ruang jantung menjadi tidak maksimal, dan kekuatan pompa menurun drastis. Contoh melambatnya irama adalah sick sinus syndrome (SSS).
Pada SSS terjadi kerusakan sinus, suatu titik dengan otoritas tertinggi dari jantung yang bertugas mengatur irama jantung. Kerusakan ini bisa terjadi akibat proses menua, penurunan pasokan oksigen, atau infeksi. Apabila si jendral pengatur sakit, maka ada beberapa saat di mana irama jantung melambat atau malah terlalu cepat. Saat jantung berhenti berdetak beberapa saat itulah pingsan menjelma.
Karena itu, sangatlah penting untuk mengetahui seberapa besar risiko jadinya gangguan irama jantung pada seseorang yang mengalami episode pingsan. Adanya riwayat penyakit jantung koroner, gagal jantung, kelainan katup, pemakaian alat pacu jantung atau kelainan jantung bawaan memperkuat dugaan bahwa penyebab pingsan berasal dari kelainan jantung.
Begitu juga faktor lain seperti hipertensi, diabetes, dan riwayat anggota keluarga dengan penyakit jantung atau meninggal mendadak. Perlu dipikirkan juga gangguan irama jantung yang disebabkan obat-obatan jantung yang dikonsumsi.
Pingsan dengan kecurigaan akibat kelainan jantung memerlukan pemeriksaan lanjutan. Konsultasi dengan dokter jantung sangat mendesak. Ekhokardiografi, monitor EKG, dan pemeriksaan elektrofisiologi mungkin diperlukan untuk memastikan diag-nosa dan menentukan terapi selanjutnya.
Bukan Jantung
Bagaimana bila dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik dan EKG tidak mengarah ke kelainan jantung? Maka langkah diagnostik akan ditujukan pada sebab lain. Pingsan bisa disebabkan oleh mekanisme vasovagal (vasovagal syncope) atau disebut neurocardiogenic syncope.
Prosesnya terjadi akibat stimulasi berlebihan dan keliru dari sistem saraf vagus (saraf ke-10), yang mengakibatkan respon penurunan tekanan darah secara tiba-tiba dengan atau tanpa berkurangnya frekuensi denyut jantung.
Tiadanya riwayat penyakit jantung, pingsan yang berulang-ulang, terdapat episode kepala terasa ringan, pandangan kabur dan mual muntah 1-2 menit sebelumnya mengarahkan pada pingsan jenis ini.
Contohnya pada kondisi stres emosional, nyeri yang sangat, berdiri terlalu lama, aktivitas di lingkungan yang terlalu panas, batuk, serta saat buang air kecil dan besar. Pingsan jenis ini juga terjadi akibat terlalu pekanya sinus karotis pada leher hingga merangsang reflek saraf vagus, misalnya pada penggunaan baju dengan kerah yang terlalu ketat.
Hipotensi ortostatik, suatu kondisi penurunan tekanan darah dengan perubahan posisi, menjadi salah satu sebab terbanyak dari pingsan. Terutama pada usia muda dan tanpa riwayat penyakit jantung. Saat kita berdiri, lebih dari 0,5 liter darah berpindah ke perut dan kaki.
Seharusnya tubuh merespon penurunan volume darah tersebut dengan meningkatkan kontraktilitas otot jantung, penambahan frekuensi denyut jantung, dan peningkatan tahanan pembuluh darah. Proses menua, diabetes, gagal ginjal, alkohol, infeksi, kekurangan vitamin B12, dan obat-obat tertentu menganggu proses adaptasi tersebut.
Apalagi bila didapatkan penurunan volume cairan tubuh seperti pada kondisi diare, atau peningkatan dosis obat anti hipertensi. Kemungkinan penyebab pingsan yang lain masih sangat banyak.
Kelainan pembuluh darah di otak yang menyebabkan sumbatan sementara bisa memunculkan gejala awal sebagai pingsan.
Penurunan kadar gula darah, kekurangan oksigen, dan hiperventilasi yang ditandai napas cepat dan dalam yang biasanya berhubungan dengan faktor psikologis juga menjadi pemicu pingsan.
Pertolongan Pertama
Apa yang harus dilakukan bila teman sekantor anda pingsan lagi di kantor? Berikut tips pertolongan pertamanya. Baringkan penderita di lantai atau tempat tidur dengan posisi kepala miring. Apabila terjadi di lapangan upacara, carilah tempat yang teduh. Tinggikan tungkainya kurang lebih 20 cm.
Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu. Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar. Pastikan bahwa jalan napasnya terbuka, napasnya lancar, dan denyut nadinya teraba kuat dan teratur.
Setelah ia membaik, sarankan untuk menemui dokter keluarga atau ke ruang gawat darurat rumah sakit terdekat. Tetapi bila dalam waktu 10 menit penderita belum mulai sadar, segeralah panggil ambulan atau dokter.
Nah, lepas dari semua mekanisme yang sampai sekarang belum jelas benar, adalah sangat perlu untuk tidak menganggap sepele kejadian pingsan pada seseorang. Risiko kematian yang tinggi pada pingsan akibat kelainan jantung perlu disingkirkan terlebih dulu, hingga terapi yang tepat bisa diberikan sejak dini. Apabila ternyata jantung oke-oke saja, bukankah hati lebih tenang?



Berikut beberapa faktor pemicu pingsan:
Penyebab umum

Orang dewasa bisa pingsan akibat berbagai faktor. Dehidrasi dan penurunan tekanan darah akibat gastroenteritis (peradangan lambung atau usus) misalnya.

Akan tetapi, pingsan yang terjadi secara teratur seringkali disebabkan oleh masalah katup jantung, gangguan irama jantung, kecemasan, tekanan darah rendah, stroke dan obat-obatan. Biasanya, dokter bisa menentukan penyebab dengan mengetahui sejarah pasien dan pemeriksaan.

Vasovagal attack
Vasovagal attack merupakan kondisi yang melibatkan perlambatan jantung, penurunan tekanan darah dan pengurangan aliran darah ke otak, sehingga mengurangi suplai darah ke otak.

Kondisi ini bisa membuat Anda pingsan untuk sementara waktu dan sadar kembali dengan kondisi sakit kepala dan mual. Serangan ini seringkali dipicu oleh emosi seperti ketakutan, makan berat, atau berada di lingkungan yang hangat. Jika menderita gangguan ini, ada baiknya menghindari pemicu dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan resep yang tepat.

Usia

Orang-orang berusia lanjut bisa pingsan sama seperti dewasa muda. Akan tetapi, pada lansia pingsan seringkali merupakan pertanda TIAs - transient ischaemic attacks (stroke kecil) saat suplai darah ke otak kurang. Selain itu, pingsan pada orang berusia lanjut bisa disebabkan oleh efek obat. Karena itu, pastikan berkonsultasi dengan dokter.

Obat

Pingsan bisa disebabkan oleh obat yang mengurangi tekanan darah, misalnya obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi hipertensi, begitu juga dengan beta-blockers, ACE inhibitors, diuretics, obat penenang serta obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit parkinson.

Pingsan pada anak-anak
Jika terjadi berulang-ulang, ada baiknya dilakukan pemeriksaan menyeluruh untuk melihat kemungkinan adanya gangguan jantung. Biasanya, pingsan pada anak-anak disebabkan oleh breath-holding attacks. Kondisi ini biasanya terjadi pada beberapa anak setelah trauma seperti benturan atau cedera. Anak-anak ini menahan nafas, sehingga memicu pingsan untuk sementara waktu. Anak-anak biasanya berhenti menahan nafas di usia enam tahun.

Perempuan hamil
Perempuan hamil umumnya pingsan akibat perubahan tekanan darah. Selama kehamilan akan terjadi perubahan aliran darah. Saat berdiri, perempuan hamil memerlukan waktu lebih lama untuk mencapai tekanan darah normal. Akibatnya, perempuan hamil bisa pingsan sebelum suplai darah ke otak kembali normal. (IK/OL-08)
Bagi mereka yang mudah pingsan kerap dianggap lemah jantung. Apalagi jantungnya sering berdebar-debar. Padahal memakai baju dan kerah ketat pun bisa berdampak buruk. Penyebab kejadian seseorang mudah pingsan bisa disebabkan karena jantung yang kurang beres dan juga beberapa faktor dari luar. Apalagi kalau kita tidak mempunyai riwayat kelainan jantung ataupun faktor risiko penyakit jantung serta usia yang masih muda.
Sebagian besar kasus pingsan yang bukan karena kelainan jantung diketahui lebih disebabkan karena adanya hipersensitivitas vagus. Vagus adalah saraf otak ke sepuluh yang mensarafi organ bagian dalam tubuh dan sangat berpengaruh terhadap frekuensi detak jantung.
Pingsan berawal dari kecenderungan terkumpulnya sebagian darah dalam pembuluh vena bawah akibat gravitasi bumi. Hal itu menyebabkan jumlah darah yang kembali ke jantung berkurang sehingga curah darah ke jantung dan tekanan darah sistoliknya menurun. Untuk mengatasi penurunan tersebut, timbul refleks normal berupa bertambahnya frekuensi dan kekuatan kontraksi jantung untuk mengembalikan curah ke jantung ke tingkat semula.
Pada seseorang yang hipersensitif, bertambahnya kekuatan kontraksi itu justru mengaktifkan reseptor mekanik pada dinding bilik jantung kiri, sehingga timbul refleks yang menyebabkan frekuensi detak jantung menjadi lambat, pembuluh darah tepi melebar, dan terjadi tekanan darah rendah (hipotensi) sehingga aliran darah ke susunan saraf terganggu.
Untuk mencegah agar jangan sampai pingsan, sewaktu gejalanya terasa masih ringan misalnya jantung terasa berdebar-debar, cobalah gerakkan tungkai atau kaki sambil sekali-kali batuk kecil. Adakalanya cara tersebut dapat dibantu lagi dengan mengalihkan perhatian kita sesaat.
Kalau dengan cara tersebut gejala tidak juga berkurang, tetapi justru mulai mengeluarkan keringat dingin dan kepala terasa melayang, lebih baik kita langsung jongkok, duduk, atau mencari tempat berbaring agar tungkai dapat dinaikkan lebih tinggi dari kepala. Biasanya dalam waktu singkat akan terasa lebih nyaman dan pulih kembali, apalagi kalau ditambah dengan minuman segar.
Sebaliknya, kalau kita harus menolong orang yang pingsan, sebaiknya lakukan tip praktis berikut ini. Baringkan penderita di tempat tidur dengan kepala dimiringkan. Hati-hatilah agar posisi kepala jangan ditinggikan. Longgarkan pakaian yang ketat agar aliran darahnya tak terganggu. Bila perlu, teteskan air dingin di kening atau leher untuk mempercepat pulihnya kesadaran. Jangan memberikan apa pun lewat mulut apabila penderita belum sadar.
Untuk mencegah terjadinya keadaan mudah pingsan yang bukan karena kelainan jantung dapat dilakukan dengan berolahraga seperti jogging, bersepeda, berenang, atau melakukan olahraga dinamis yang menguatkan otot tungkai. Kalau pingsan yang jelas disebabkan oleh kelainan jantung, diajurkan untuk berkonsultasi dengan dokter jantung agar dilakukan pemeriksaan dan pengobatan yang lebih tepat.
Pingsan (sinkop) adalah kehilangan kesadaran secara tiba-tiba, biasanya hanya beberapa detik atau menit, karena otak Anda tidak mendapatkan cukup oksigen.
Otak memiliki beberapa bagian, termasuk dua belahan otak, otak kecil, dan batang otak. Otak membutuhkan aliran darah untuk menyediakan oksigen dan glukosa ke sel-selnya. Agar tubuh tetap sadar, sebuah area yang dikenal sebagai sistem pengaktif retikuler yang terletak di batang otak harus hidup, dan setidaknya satu belahan otak harus berfungsi. Pingsan terjadi bila sistem pengaktif retikuler atau kedua belahan otak kekurangan darah, oksigen, atau glukosa.

1. Reaksi saraf vagus

Pingsan kebanyakan dipicu oleh saraf vagus yang menghubungkan sistem pencernaan ke otak dan berperan mengelola aliran darah ke otak dan usus. Overstimulasi saraf vagus memperlambat denyut jantung dan menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi asupan darah ke otak yang menyebabkan pingsan. Stres berat, ketakutan, kecemasan, panik,  dan rasa sakit yang kuat dapat merangsang saraf vagus.

2. Perubahan tekanan darah

Perubahan tekanan darah dapat menyebabkan Anda pingsan. Kadang-kadang, jantung dan pembuluh darah tidak bereaksi cukup cepat ketika kebutuhan oksigen tubuh Anda berubah. Hal ini sangat umum pada orang tua dan pada orang yang memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes. Pingsan dapat terjadi bila Anda berdiri terlalu lama atau bekerja lebih keras dari kemampuan.

3. Anemia

Anemia (kekurangan jumlah sel darah merah) dapat menyebabkan pingsan karena tidak cukup sel darah merah untuk memasok oksigen ke otak. Anemia dapat disebabkan oleh kurangnya asupan zat besi, penyakit atau perdarahan (misalnya, menstruasi berlebihan).

4. Dehidrasi

Kekurangan cairan dalam tubuh (dehidrasi) juga dapat menyebabkan pingsan. Dehidrasi dapat disebabkan oleh muntah, diare, demam, berkeringat, luka bakar atau kurang minum. Beberapa penyakit seperti diabetes juga dapat menyebabkan dehidrasi karena terlalu sering buang air kecil. Muntah dan diare, khususnya, juga merangsang saraf vagus sehingga berefek ganda.

5. Syok

Syok adalah kondisi yang ditandai oleh tekanan darah rendah yang kemudian dapat menyebabkan kehilangan kesadaran. Syok adalah keadaan darurat berbahaya yang biasanya berasal dari perdarahan, tetapi juga bisa berasal dari alergi parah (anafilaksis) atau infeksi parah. Korban syok biasanya terlihat bingung, sebelum kehilangan kesadaran saat kondisinya semakin buruk.

6. Obat

Obat-obatan yang dimaksudkan untuk mengendalikan tindakan tekanan darah tinggi dapat terlalu banyak menurunkan tekanan darah sehingga menyebabkan pingsan. Alkohol, kokain dan ganja juga dapat menyebabkan pingsan. Berbicaralah dengan dokter jika Anda berpikir pingsan Anda mungkin berhubungan dengan obat yang Anda pakai.

7. Hipoglikemi

Kekurangan gula darah (hipoglikemi) dapat membuat Anda pingsan. Hipoglikemi tidak hanya disebabkan oleh diabetes, tetapi juga karena Anda tidak makan untuk waktu yang lama.

Apa yang harus dilakukan bila Anda merasa akan pingsan?

Sebelum pingsan, Anda biasanya merasa pening, pusing, ruangan seperti berputar, mual dan berkeringat dingin. Anda juga mungkin mengalami penglihatan kabur atau pendengaran berdesing. Jika Anda merasa seperti akan pingsan, berbaringlah. Jika Anda tidak dapat berbaring, duduk dan berjongkoklah dengan meletakkan kepala Anda di antara lutut Anda. Hal ini membantu mengalirkan darah ke otak Anda. Tunggulah sampai Anda merasa lebih baik sebelum mencoba berdiri. Ketika Anda berdiri, lakukanlah perlahan-lahan.


No comments:

Post a Comment